Sabtu, 09 November 2019

Pasar under cover

Mengunjungi pasar bagi kebanyak orang adalah hal yang menyenangkan. Apalagi dibekali dengan segepok uang ditangan. Perputaran waktu tidak terasa. "kok cepat ya.  Perasaan tadi masih ini,  perasaan lagi masih itu. ". Dan berbagai ungkapan yang menyatakan kegembiraan. 

Sering kali kita dibuat lupa dan mudah terpengaruh oleh prilaku pengunjung pasar lainnya.  Pola saling mempengaruhi ini jamak terjadi dimanapun kita berada. Tak terkecuali di pasar. Yang jadi masalah apabila pengaruh negatif yang lebih dominan. Hal ini sudah pasti akan merugikan kita.  Kecuali kita bisa mengubahnya kearah yang positif.


Apa saja noda hitam yang mungkin ada dalam pasar. ?
Pernah dong kita membahas prilaku teman,  saudara atau orang yang tidak kita kenal.  Jika keburukan atau hal yang tidak senang ia mendengar berarti kita telah memasuki wilayah ghibah.

Sosialisasi nomor togel juga tak jarang kita jumpai. Seorang yang mania judi togel, dengan tanpa malu dan cenderung bangga menceritakan perihal nomor buntut yang ia pasang tadi malam.

Pun kampanye minuman keras juga seolah hal yang lumrah dikerjakan. Mendengar cerita yang disampaikan menunjukkan bagaimana ia pecandu yang tak tahu kapan insyafnya.

Pelecehan terhadap lawan jenis acap kali kita jumpai. Bukan hanya pelecehan terhadap wanita. Bahkan laki-laki pun bisa jadi korbannya. Rata-rata dalam bentuk verbal.

Ada satu yang jamak terjadi, perkataan bohong yang melingkupinya. Hanya demi barang dagangan agar laku. BihoBo menjadi tak masalah.

Setelah kita tahu potensi dosa di lingkungan pasar sudah semestinya kita bentengi diri dengan perilaku yang syar'i. Tujuannya tak lain agar kita senantiasa terjaga. Bahkan bisa menjadi tauladan, bisa mencounter kemungkaran di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar