Minggu, 11 Januari 2015

Pisang Kepok

          POHON PISANGKU


               Di pekarangan rumahku tumbuh tanaman pisang. Ada pisang kepok, klutuk, raja. Mungkin bagi orang yang tidak ada minat sama buah yang satu ini, melihat pohon yang satu ini adalah yang lumrah , biasa. Namun dalam pandanganku, sepertinya antara pisang dan aku ada hal yang istimewa. Setiap aku lewat , aku pandangi buahnya yang besar. Apabila ada yang ngobrol masalah pisang, aku dengan antusiasnya, ku ceritakan  pengalamanku dengan pisangku. Bagaimana aku merawatnya, pupuk apa yang aku berikan,batangnya besarnya seberapa. Aku seolah-olah bisa mengambarkan dengan jelas.

           Karena pisang itu melintang diatas kabel PLN aku sempat dibuat bingung olehnya. Mulai pertanyaan berkecamuk di dada ini. Dan otak mulai bekerja gimana cara untuk memanenya kelak apa bila sudah sampai pada waktunya. Yang pasti aku harus bisa menyelamatkan pisang itu agar tidak rusak dan terhindar dari bahaya sengatan listrik yang siap mengancam nyawa jika sekali saja aku ceroboh.

              Betul juga hari masaknya pisang itu telah tiba. Satu buahnya sudah tampak menguning. Girang bukan kepalang aku dibuatnya.Strategi untuk memanen pisang yang telah aku susun, hari ini harus aku laksanakan. Segera aku ambil sabit yang biasa aku buat cari rumput. Daun mulai jadi target pertamaku, setelah tak lupa dipersiapkan  tangga untuk memanjat. Satu daun sudah gugur ke tanah.  Dan akhirnya sampi pengambilan buah. Mendadak aku punya ide ubntuk mengambil sesisir demi sesisir. Sebab bila aku ambil semua aku takut aku tak dapat menahan beban berat pisang dan besar kemungkinan aku juga akan ikut jatuh. Dan ini semua tidak boleh terjadi. Bagaimanapun keselamatan lebih utama ketimbang pisang, walau aku suka. Alhamdulillah semua berjalan dengan baik. Terima kasih ya Allah. Buah pisang sudah berhasil di panen.