Sabtu, 14 Mei 2011

Catatan Cinta


“C I N T A”

Setiap orang pasti pernah merasakan apa yang dinamakan cinta. Cinta dengan segenap pengejawantahannya. Hingga terkadang cinta itu menyiksa yang dicintainnya. Seorang ibu, saking cintanya dengan sang anak akan berbuat apa saja demi buah hatinya. Dan tak terasa beliau telah menyakiti buah hatinya. Beginilah dunia dengan kenisbiannya. Baik buruk kadang teramat tipis sekatnya. Tergantung bagaimana kita memandang dan dengan cara apa memandang. Dengan sudut pandang yang berbeda pertikaian, permusuhan yang lahir didunia. Benar-benar dunia ibaratnya adalah ujian yang harus dihadapi. Apabila inggin lulus maka sunatullahnya harus tak segan-segan belajar. Kembali ke cinta si ibu apabila ia mau untuk melihat kedalam dan keluar dirinya hasinya akan lebih joss. Cinta dan kasih sayangnya tak akan mubadzir.
Cinta sudah selayaknyalah ditempakan sesuai dengan porsinya. Tak lebih dan tak kurang. Sehingga akan terasa nikmat. Sesuatu yang pas amatlah enak. Masakan yang kelebihan bumbu akan terasa nek. Demikian sebaliknya akan hambar. Kebutuhan akan air jika kurang bias berabe makhluk hidup akan mati kekeringan. Demikian juga jika terjadi banjir, kemungkinan akan mati juga. Intinya harus pas sesuai takaran. Kata kunci yang perlu diterapkan disegenap sudut kehidupan kita.
Pernah suatu ketika ada iklan rokok di televisi Indonesia yang mana, seorang wanita merasa tak nyaman sebab di setiap kondisi sang kekasih selalu menelepon untuk menanyakan keberadaanya. Dalam hati pasti kita dapat menyimpulkan bagaimana perasaan punya kekasih demikian. Yang seolah-olah tidak memberi kepercayaan pada kita. Pada hal kita punya kebutuhan yang bersifat privasi atau pribadi dan sosial. Apabila kebutuhan ini tidak tersalurkan maka orang akan  menjadi ‘tidak utuh lagi’.
Bagi yang sedang dilanda asmara, yang biasanya apinya masih berkobar-kobar, hati-hati dengan jebakan yang demikian. Karena ingin nunjuki cinta kita pada pasangan kita, Malah si dia kabur karena tak nyaman dengan kita. Cinta boleh sih boleh tapi ada aturan mainnya. Tul ndak ?
Ngomong masalah cinta memang tak kan ada habisnya. Dan yang terbayang adalah keindahan. Segenap rasa sakit dapat lebur dan sirna karenanya. Memang hebat cinta itu. Dalam otak akan terbentuk zat semacam morfin yang mengatasi rasa sakit. Ada pasangan yang sedang jatuh cinta kemudian bercanda, saling mencubit satu sama lain. Ketika di Tanya kamu tu cubit-cubitan apa tidak merasa sakit ? Dapat ditebak jawabannya TIDAK. Ajaib bukan. Dan bagi yang tak bisa berpuisi di kala cinta itu menghapirinya berubahlah ia menjadi sebuah pujangga yang padai merangkai kata-kata indah tak kalah dengan sastrawan periode pujangga baru. Ada satu lagi dari segi penampilan, yang biasanya kumuh, ledek bin kummel. Sejak panah asmara menancap dijatungnya. Berubah ia harum semerbak, necis. Perubahan bisa 180 derajat, tidak pakai celcius.
Perhatian bagi yang sedang cinta-cintaan yang belum punya SIM alias belum menikah jangan sampai menyepi karena ini sangat berbahaya sebab ditemenin dengan setan musuh yang nyata bagi kita umat manusia. “CINTA ITU SUCI PELAKUKANLAH IA DENGAN SUCI “

Kamis, 12 Mei 2011

CATATAN KEHIDUPAN


KALA SI KECIL MRIANG

Hari-hari silih berganti suka dan duka adalah sebuah episode yang harus di jalani, selama kita masih hidup. Apabila kita dikarunia seorang bayi atau anak kecil yang masih lucu pasti kita merasa bahwa hidup serasa hampa tanpa tawa dan tangis meraka. Tentu dalam porsi yang seimbang.
Persis seperti yang aku alami kemarin anak dengan panas yang tingi. Cemas dan bingung tentunya. Menjelang isyak dengan panas yang cukup tinggi dengan disertai dengan mutah aku dan keluarga menjadi tegang. Kondisi yang harus diambil langkah yang cepat. Dalam kondisi dengan demikian otak reptile kami yang muncul. Aku menjadi emosional rentang dengan segenap persoalan dan lebih sensitive.
Segera kami putuskan untuk mencari dokter yang biasa menolong rijal, begitulah anak kami biasa dipanggil. “Malam minggu dokter mana yang dapat kami hubungi ? “. Karena pilihan dokter bagi kami penting. Biasanya dokter yang mudah diajak sering, akan kami jatuhkan untuk memilihnya. Sementara dokter yang biasa kami hubungi sudah pasti tidak praktek.
Syukur alhamdulilah pilihan untuk ke dokter A dapat dikabulkan oleh Allah. Segera dokter memeriksa anak kami. Dan beliau mendiagnosa bahwa Rijal ada gejala tipus atau demam berdarah. Kami disarankan untuk mondok kalau ada askes.istri bilang bahwa kami ndak punya askes. “Ya uadah obat jalan dulu.” Kata pak dokter.
Semalaman tidur kami tidak bias nyenyak dan sering terjaga. Terlebih istriku yang sering bangun untuk memeriksa kondisi dari rijal. Dalam batinku. Begitu besar peran ibu dalam merawat anaknya. Hingga rela untuk ndak tidur dengan nyenyak demi buah hatinya.
Sementara aku dengan “enakknya “ bias tertidur disamping anakku. Berangsur-angsur anak kami agak membaik dan hingga tadi sore masih tersisa batuk dan pilek mogga saja kondisinya tambah baik jiwa dan raganya. Amin ya robbal alamin.
  
                                                                 Semarang, 12-5-2011