Kamis, 01 Desember 2011

urbanisasi


STOP URBANISASI

Tinggal di kota yang banyak kaum urbannya, seperti di semarang mungkin harapan bagi orang desa disekitarnya untuk meningkatkan kesejahteraan. Seperti sebuah lampu yang bersinar terang di malam hari hingga menarik laron-laron untuk berkumpul. Apakah ini bertanda bartanda kota menawarkan hal yang  lebih dari desa  ? Pernah suatu saat aku berlebaran ke salah satu kota kabupaten di jawa tengah, pemandangannya sangat berkebalikan dengan yang ada kala hari biasa. Ramai, meriah dan penuh dengan kendaraan yang berplat dari ibu kota propinsi saat idul fitri. Lain lagi akan terasa senyap manakala hari biasa, yang terlihat adalah penghuni dengan usia yang dibilang tidak muda lagi. Ada apa dibalik peristiwa ini ? Lalu aku mencoba untuk coba-coba menganalisa dan menarik suatu kesimpulan yang bersifat dugaan. “ Barangkali ini karena lapangan kerja di pedesaan yang terbatas, kemudian generasi mudanya mencoba mengadu nasib di perkotaan.”
Setelah dilihat di sekitar kampungku saja yang berdiri pabrik garment SC, ternyata para pekerjannya adalah dari kaum migran dengan seribu satu alasan masing-masing. Untuk pindah ke ngablak. Salah satunya untuk memperbaiki nasib tadi. Dalam benakku timbul bayangan yang mana apabila ini tidak diantisipasi maka kota  akan semakin sesak dan desa akan sunyi. Dan sumber pangan akan terjadi kelemahan sebab petani dari generasi muda akan langka. Ketahanan pangan akan terancam ….? Setelah ini terjadi, insya allah generasi muda akan sadar dan akan kembali kebasis pangan yang telah ditinggalkan. Program dari pak Bibit Waluyo tentang ‘mbali desa mbangun desa “, kurang lebih aku sependapat. Kekuatan pangaman pangan perlu dipertahankan, namun jangan  sampai mengorbankan petani yang telah bercucuran keringat,. Dengan menghargai pangan sangat rendah yang ujung-ujungnya petani kurang makmur.
Guna pemerataan ini salah satu hal yang bisa di pertimbangkan adanya  sarana dan prasaran transportasi sehingga hasil yang telah dicapai oleh petani  dapat dengan mudah sampai ketanggan konsumen, hingga resiko kerusakan hasil pertanian bisa diminilalisasi.  Perlu perjuangan dan kerja keras untuk mewujudkan itu semua. Dan bukan saatnya ada dikotomi antara kota dan pedesaan semua harus ada pembangunan yang berimbang. Sehingga tak ada kecemburuan.

Jumat, 25 November 2011

LINGKUNGAN HIDUP


BERSIKAP BIJAK PADA LINGKUNGAN

Semarang yang diliputi dengan panorama yang  menarik, mempunyai dua topologi alam yang unik, perbukitan dan dataran yang berdekatan dengan laut jawa. Tentulah tak akan menjemukan dan membosankan. Sebagai warga yang tinggal dan hidup di kota semarang, sebuah poblematika dari segi tata ruang, dan lingkungan sedikit banyak aku ketahui dan rasakan dampaknya.
. Seperti banjir yang sering melanda bagian bawah dari kota semarang hampir akan terjadi tiap tahun. Bahkan tak jarang melumpuhkan nadi perekonomian secara umum. Sebab transportasi terganggu akibat banjir. Bukan salah dari air tentunya jika ia sampai mengenangi jalan. Semua pasti setuju jika ini adalah suatu ketidak nyamanan. Lantas apa yang dilakukan oleh kita ?
Yang saya amati masyarakat berlomba-lomba untuk meninggikan tempatnya masing-masing. Lalu saya berfikir alangkah kasihannya masyarakat yang tidak memiliki dana untuk membeli tanah urung untuk ikut meninggikan tempat tinggalnya. Hal ini kalau adalah tindakan yang belum menyelesaikan masalah secara bijaksana.
Coba kita tengkok lingkungan yang diperlakukan kurang bijaksana. Sungai yang merupakan lalu lintas air untuk sampai ke laut dibiarkan merana. Ini terbukti dengan sedimetasi yuang terus terjadi, pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik, yang selanjutnya akan memperberat kerja dari sungai sebab dipenuhi dengan sampah. Dan sungai tidak berfungsi sebagai fitrahnya.
Untuk yang belum bias menormalisasi saluran air langkah yang paling mudah dilakukan yakni stop  jangan memperparah keadaan. Biar mereka melakukan asal saya tidak. Ini langkah yang paling kecil yang dapat dilakukan tiap individu. Dengan begitu  aliran akan lancer, penyakit yang mungkin timbul aka terantisipasi karena kita ‘ smart’ dalam menjaga lingkungan.
Sudah saatnya kita bertindak. Kelola sampah dengan baik, penghijauan yang akan membantu penangulangan banjir, tanaman sebagai pabrik oksigen. Tugas ini memang berat sebab melibatkan berbagai pihak, agar sadar perlunya bersikap bijak pada lingkungan. Tapi yakinlah dengan penanaman kesadaran dari dari pribadi kita kemudian keluarga, ini akan menguatkan untuk melakukan yang baik demi lingkungan yang nyaman dan sehat.

Jumat, 18 November 2011

sepanjang jalan bangetayu kulon - muktiharjo


SELAYANG PANDANG JALAN MUKTIHARJO – BANGETAYU KULON .
DI ERA 2011

Menapaki jejak jalan di sepanjang jalan kereta api yang melintas antara palang bangetayu kulon sampai dengan karang kimpul. Seolah menguak cerita lama yang membayang di antara reruntuhan waktu. Kala waktu terus bergulir dan cerita orang berganti dengan yang baru yang menawarkan hal yang lebih mudah , lebih cepat , lebih enak , lebih …. Lebih dan lebih. Kalau bisa bercerita jalan itu akan bercerita banyak tentang romantika dari banyak orang yang telah menapakinnya.
Bersepeda tiap berangkat ke sekolah merupakan hal yang aku kerjakan tiap berangkat ke bangku SMA. Berkendara motor ? mobil ? tidak. Bersepeda jenki. Walau ada perasaan minder yang menyelimuti.Sebab sepeda ini dalam benakku khusus untuk cewek. Angapan yang aku ciptakan sendiri. Hingga tersiksa lah aku sebab pencitraan ku .Suasana sejuk kukayuh sepeda melintasi jalan yang beraspal hitam. Bahkan setelah malamnya turun hujan pakaiaku dan sepatu ternoda oleh lumpur. Syuukur alhamdulillah aku masih punya  pakain walau hanya beberapa pasang. Dan jika sore basah dan pagi harus di pakai terpaksa disetelika. Dan akan menimbulkan aroma yang kurang sedap.
Terus terang aku saaat di SMA memilih jurusan yang kurang tepat karena pengaruh dari lingkungan yang mengunggulkan jurusan tertentu dan meremehkan yang lain. Jurusan A1 (Fisika) dalam bayangan ku yang ada adalah jurusan yang elite. Walau hati sebetulnya kurang sreg. Jadi hari-demi hari seolah aku lalui dengan beban sekali lagi beban. Hingga dalam tidurkupun kadang aku dibanyangi saat  aku sekolah.. “Luluskah aku ? “ lulus cuman dengan nilai yang pas-pasan. Tapi aku harus meyakini ada nilai positif  yang aku dapat. Agar tidak sombong dengan prestasi.
Eh … hampir lupa tentang jurusan palang bangetayu kulon sampai dengan palang karang  kimpul. Sekarang hampir 90 % dipenuhi dengan pengendara sepeda motor. Entah menggapa ada keprihatinan yang menelusup di benakku. Jika aku mengarahkan jari keluar, aku akan menuduh dari transportasi masal yang gagal. Tak bijaksana jika sering menuduh keluar. Akan lebih baik lagi jika aku bertanya kepada diri sendiri apa yang bias  aku lakukan. Ini akan leboih efektif dalam menyelesaikan masalah ketimbang menuntut dari luar.  Salam …..

Sabtu, 14 Mei 2011

Catatan Cinta


“C I N T A”

Setiap orang pasti pernah merasakan apa yang dinamakan cinta. Cinta dengan segenap pengejawantahannya. Hingga terkadang cinta itu menyiksa yang dicintainnya. Seorang ibu, saking cintanya dengan sang anak akan berbuat apa saja demi buah hatinya. Dan tak terasa beliau telah menyakiti buah hatinya. Beginilah dunia dengan kenisbiannya. Baik buruk kadang teramat tipis sekatnya. Tergantung bagaimana kita memandang dan dengan cara apa memandang. Dengan sudut pandang yang berbeda pertikaian, permusuhan yang lahir didunia. Benar-benar dunia ibaratnya adalah ujian yang harus dihadapi. Apabila inggin lulus maka sunatullahnya harus tak segan-segan belajar. Kembali ke cinta si ibu apabila ia mau untuk melihat kedalam dan keluar dirinya hasinya akan lebih joss. Cinta dan kasih sayangnya tak akan mubadzir.
Cinta sudah selayaknyalah ditempakan sesuai dengan porsinya. Tak lebih dan tak kurang. Sehingga akan terasa nikmat. Sesuatu yang pas amatlah enak. Masakan yang kelebihan bumbu akan terasa nek. Demikian sebaliknya akan hambar. Kebutuhan akan air jika kurang bias berabe makhluk hidup akan mati kekeringan. Demikian juga jika terjadi banjir, kemungkinan akan mati juga. Intinya harus pas sesuai takaran. Kata kunci yang perlu diterapkan disegenap sudut kehidupan kita.
Pernah suatu ketika ada iklan rokok di televisi Indonesia yang mana, seorang wanita merasa tak nyaman sebab di setiap kondisi sang kekasih selalu menelepon untuk menanyakan keberadaanya. Dalam hati pasti kita dapat menyimpulkan bagaimana perasaan punya kekasih demikian. Yang seolah-olah tidak memberi kepercayaan pada kita. Pada hal kita punya kebutuhan yang bersifat privasi atau pribadi dan sosial. Apabila kebutuhan ini tidak tersalurkan maka orang akan  menjadi ‘tidak utuh lagi’.
Bagi yang sedang dilanda asmara, yang biasanya apinya masih berkobar-kobar, hati-hati dengan jebakan yang demikian. Karena ingin nunjuki cinta kita pada pasangan kita, Malah si dia kabur karena tak nyaman dengan kita. Cinta boleh sih boleh tapi ada aturan mainnya. Tul ndak ?
Ngomong masalah cinta memang tak kan ada habisnya. Dan yang terbayang adalah keindahan. Segenap rasa sakit dapat lebur dan sirna karenanya. Memang hebat cinta itu. Dalam otak akan terbentuk zat semacam morfin yang mengatasi rasa sakit. Ada pasangan yang sedang jatuh cinta kemudian bercanda, saling mencubit satu sama lain. Ketika di Tanya kamu tu cubit-cubitan apa tidak merasa sakit ? Dapat ditebak jawabannya TIDAK. Ajaib bukan. Dan bagi yang tak bisa berpuisi di kala cinta itu menghapirinya berubahlah ia menjadi sebuah pujangga yang padai merangkai kata-kata indah tak kalah dengan sastrawan periode pujangga baru. Ada satu lagi dari segi penampilan, yang biasanya kumuh, ledek bin kummel. Sejak panah asmara menancap dijatungnya. Berubah ia harum semerbak, necis. Perubahan bisa 180 derajat, tidak pakai celcius.
Perhatian bagi yang sedang cinta-cintaan yang belum punya SIM alias belum menikah jangan sampai menyepi karena ini sangat berbahaya sebab ditemenin dengan setan musuh yang nyata bagi kita umat manusia. “CINTA ITU SUCI PELAKUKANLAH IA DENGAN SUCI “

Kamis, 12 Mei 2011

CATATAN KEHIDUPAN


KALA SI KECIL MRIANG

Hari-hari silih berganti suka dan duka adalah sebuah episode yang harus di jalani, selama kita masih hidup. Apabila kita dikarunia seorang bayi atau anak kecil yang masih lucu pasti kita merasa bahwa hidup serasa hampa tanpa tawa dan tangis meraka. Tentu dalam porsi yang seimbang.
Persis seperti yang aku alami kemarin anak dengan panas yang tingi. Cemas dan bingung tentunya. Menjelang isyak dengan panas yang cukup tinggi dengan disertai dengan mutah aku dan keluarga menjadi tegang. Kondisi yang harus diambil langkah yang cepat. Dalam kondisi dengan demikian otak reptile kami yang muncul. Aku menjadi emosional rentang dengan segenap persoalan dan lebih sensitive.
Segera kami putuskan untuk mencari dokter yang biasa menolong rijal, begitulah anak kami biasa dipanggil. “Malam minggu dokter mana yang dapat kami hubungi ? “. Karena pilihan dokter bagi kami penting. Biasanya dokter yang mudah diajak sering, akan kami jatuhkan untuk memilihnya. Sementara dokter yang biasa kami hubungi sudah pasti tidak praktek.
Syukur alhamdulilah pilihan untuk ke dokter A dapat dikabulkan oleh Allah. Segera dokter memeriksa anak kami. Dan beliau mendiagnosa bahwa Rijal ada gejala tipus atau demam berdarah. Kami disarankan untuk mondok kalau ada askes.istri bilang bahwa kami ndak punya askes. “Ya uadah obat jalan dulu.” Kata pak dokter.
Semalaman tidur kami tidak bias nyenyak dan sering terjaga. Terlebih istriku yang sering bangun untuk memeriksa kondisi dari rijal. Dalam batinku. Begitu besar peran ibu dalam merawat anaknya. Hingga rela untuk ndak tidur dengan nyenyak demi buah hatinya.
Sementara aku dengan “enakknya “ bias tertidur disamping anakku. Berangsur-angsur anak kami agak membaik dan hingga tadi sore masih tersisa batuk dan pilek mogga saja kondisinya tambah baik jiwa dan raganya. Amin ya robbal alamin.
  
                                                                 Semarang, 12-5-2011

Rabu, 09 Februari 2011

Muhammada Ali Memeluk Islam


Taubatnya Muhammad Ali


Sebelum masuk Islam, dia menjuluki dirinya dengan “Yang Terbesar” karena dia adalah petinju terbaik di masanya. Bahkan para pengamat olah raga mengakuinya sebagai petinju terbaik abad ini. Sejarah tinju belum pernah mengenal petinju secepat dia. Dia berlaga dengan gesit di atas ring dan memukul KO lawan-lawannya, lalu berseru dengan bangga,  “Akulah yang terbesar”.

Akan tetapi setelah masuk Islam, dia membuang julukan ini, karena tidak suka membangakan diri dan menjadi seorang yang sederhana dengan jiwa yang Islami.

Dia adalah petinju dunia Casius Marcellus Clay yang setelah itu dikenal dengan Muhammad Ali Clay. Dia bercerita tentang perjalanan masuk Islam. Aku dilahirkan di Kentucky, Amerika Serikat. Daerah yang dikenal dengan ayam goreng khas yang memakai namanya, yang juga terkenal dengan perbedaan etnis yang kental.

Sejak kecil aku sudah merasakan perbedaan perlakuan ini karena aku berkulit coklat. Barang kali ini yang mendorongku untuk belajar tinju agar dapat membalas perlakuan jahat teman-temanku yang berkulit putih. Dan karena aku mempunyai bakat serta otot yang kuat sehingga memudahkan jalanku.

Ketika belum genap berusia 20 tahun, aku sudah memenangkan pertandingan kelas berat di Olimpiade Roma tahun 1960. Hanya beberapa tahun kemudian aku berhasil merebut juara dunia kelas berat dari Sony Le Stone dalam pertarungan paling pendek, karena dalam beberapa menit aku berhasil menjadi juara dunia. Dan diantar tepuk riuh para pendukung dan kilatan kamera, aku berdiri didepan jutaan penonton yang mengelilingi ring dan kamera TV, mengucapakan kalimat syahadat dan menganti namaku menjadi Muhammad Ali Clay. Untuk memulai peperangan baru melawan kebatilan yang menghalangiku mengumumkan ke-islaman-ku semudah itu.

Kepindahan ke agama Islam adalah hal yang wajar dan selaras dengan fitrah-fitrah yang Allah  ciptakan untuk manusia. Kembaliku ke fitrah kebenaran membutuhkan waktu bertahun-tahununtuk berfikir, ini dimulai tahun 1960, ketika seorang teman muslim menemaniku pergi ke masjid untuk medengarkan ceramah, aku merasakan pangilan kebenaran memancar dari dalam jiwaku, menyeruku untuk mengapainya, yaitu kebenaran hakikat Allah, agama dan makhluk.

Perjalanan keimananku berlangsung bertahun-tahun dalam bentuk perbandingan antara Islam dan Masehi, sebuah perjalan yang berat, karena orang disekitar menghalangiku, kondisi masyarakat yang rusak, kebenaran dan kebatilan orang bercampur aduk, ditambah lagi dengan doktrin gereja yang menggambarkan keadaan orang-orang muslim yamg lemah dan terbelakang, yang diakibatkan oleh ajaran slam itu sendiri. Tapi Allah memberiku petujuk, dan menerangi jalan pilihanku sehingga aku dapat membedakan antara realita umat Islam dengan hakekat Islam yang abadi. Aku meyakini bahwa Islam membawa kebahagiaan untuk semua orang. Tidak membedakan warna kulit, ras, semua sama dihadapan Allah Azza wa Jalla. Yang paling utama adalah orang yang bertakwa.

Aku membandingkan ajaran Trinitas dengan ajaran Tahuid dalam Islam. Aku merasa bahwa Islam lebih rasional. Karena tidak mungkin tiga Tuhan mengatur satu alam dengan rapi seperti ini. “Tidak mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang”. (QS. 36 : 40). Ini suatu hal yang mustahil terjadi dan tak akan memuaskan orang yang berakal dan mau berfikir.

Aku merasakan betapa orang-orang Islam menghormati Isa as dan ibunya. Menempatkan mereka pada kedudukan yang sama. Ini hanya ada dalam ajaran Islam atau ajaran Nasrani yang masih murni.

Aku membaca terjemahan Al Qur’an dan akupun bertambah yakin bahwa Islam adalah agama yang haq yang tidak mungkin dibuat oleh manusia. Aku mecoba untuk bergabung dengan komunitas muslim dan aku mendapati mereka dengan perangai yang baik, toleransi dan saling membimbing. Hal ini tidak aku dapatkan  selama bergaul dengan orang-orang Nasrani yang hanya melihat warna kulitku dan bukan kepribadianku.

Inilah kisah masuk Islamnya juara tinju dunia Muhammad Ali Clay yang mengumumkan ke-Islaman-nya  terang-terangan pada saat kemenangannya, seolah-olah dia ingin memberikan pukulan keras pada thoghut  seperti yang dialami oleh lawanya Sony Le Stone.

Masuk Islam-nya bukanlah akhir dari segalanya tapi baru permulaan, karena hari itu adalah hari kelahirannya yang sebenarnya. Dia memulai hidup barunya dari sini, dia tinggalkan seluruh masa lalunya yang bertentangan dengan Islam dan memfokuskan perhatiannya kepada Allah. Surat yang pertama ia hafal adalah surat Al Fatihah yang ia memulai perjalanan kedamaian dan keimanan.

Muhammad Ali berziarah ke Mekkah tahun 1973, berkali-kali ia kesana dan juga ke Madinah Al Munawwaroh. Dia memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukannya sebelum masuk Islam, dan memohon kepada-Nya agar memberinya khusnul khatimah.

Sekarang ia adalah seorang pemimpin keluarga muslim. Dia memberi nama putra-putrinya  dengan nama-nama yang Islami, diantaranya Muhammad, Maryam, Rasyidah, Khalilah, Jamilah, Hana dan Laila. Mereka mempelajari Islam dan senantiasa pergi ke masjid untuk menjalin hubungan yang abadi dengan Tuhan mereka dan anak-anak muslim lainya.

Kini ia termasuk orang-orang yang giat berdakwah di Amerika dan memberikan dana. Meskipun demikian dia masih merasakan belum memberikan yang terbaik untuk Islam. Dibenaknya ada harapan dan keinginan untuk memberikan lebih banyak untuk pengabdian kepada agama Allah dan menegakan kalimat-Nya.

Marilah kita bertakbir untuk sang juara yang telah membuang kebatilan di atas ring tinju. Allahu Akbar, Allahu Akbar.


Dikutip dari : Hakikat Taubat