Senin, 08 Februari 2016

KISAH MOTOR RODA TIGA KAMI

Penampakan Motor Viar Pengangkut Sayur

Motor untuk sebagian orang memiliki arti tersendiri dalam hidup. Ada yang memandang sebagai sarana transportasi saja akan tetapi ada yang lebih memaknai kehadirannya. Untuk kami motor tetap kami pandang sebagai motor. Artinya ia digunakan untuk membantu kami dalam melakukan pergerakan. Ada juga motor yang jarang kami pakai walau tergolong baru. Pemberian dari kakak iparku. Motor itu dulu dipakai almarhum kakakku. Jadi ada kenangan-kenangan yang menyertainya.
Empat motor terparkir di rumah. Dari keempatnya, motor roda tiga yang setia menemani kami ketika harus belanja ke pasar. Motor ini kami dapat ketika kakak ipar berniat untuk menjualnya karena dirasa sudah tidak membutuhkan lagi. Dulu sejarahnya motor ini dipakai untuk mengangkut air ke pelanggan air usaha dari kakaku ipar.
Pengalaman pertama saat menungangi kuda besi ini ada sensasi mau jatuh. Apalagi ketika itu jalan kampung di tempat tinggal kami baru diperbaiki. Butuh keberanian untuk mencobanya. Karena terus terang aku seringnya mengendari motor tanpa kopling. Sementara si motor roda tiga ini dilengkapi dengan kopling, umumnya motor laki.
Dengan balutan biru tua di bodi, ada bak muatan di belakang, dan ban mobil di pasang memberi kesan kokoh dan kuat. Namun jangan tertipu dulu, karena motor ini, kebanyakan yang aku lihat jarang sekali dalam kondisi mulus. Aku menduga karena minimya perawatan dan bahan yang dipakai bukan bahan no 1, utnuk menekan biaya produksi.
Pabrikan Jepang belum ada yang bermain di segment ini. Jadi pemain cina yang menerjuni. Oleh karena itu persaingan masih terbuka. Kalau dulu inovatornya Tossa, namun karena sulitnya suku cadang yang di keluhkan oleh konsumen, maka merek ini tidak bisa mempertahankan pelanggan. Begitu ada produsen lain bermain disini. Walau begitu sebagai merek pertama yang hadir di per motoran roda tiga “Tossa” masih dipakai untuk menyebut motor roda tigatersebut. Sebagai contoh motor roda tiga Viar, Jialing dan lain sebagainya orang masih memakai Tossa untuk menunjuk motor ini.
Kebetulan merek yang aku pakai Viar. Sebagai pemakai langsung aku cukup puas memakai brand atau merek ini. Dari segi suku cadang, service center, mau pun teknisi relatif mudah dijumpai. Kemarin bak motor ini keropos karena karat padahal belum ada dua tahun pemakainnya. Namun untuk produk terbaru bak sudah dipakai bahan yang lebih baik lagi.
Untuk menghindari hujan dan panas matahari aku modifikasi dengan atap di atas bak. Cukup bermanfaat. Motor ini dalam keseharian aku gunakan untuk kulakan sembako dan antar jemput ibuku. Untuk maslah bahan bakar jangan ditanya. Motor ini relatif irit untuk jarak tempuh kurang lebih sepuluh km tiap hari selama dua minggu, aku cukup mengeluarkan bensin pertamak sebesar Rp. 100.000,- catat sekali lagi pertamak, bukan premium.
Untuk pedagang seperti kami membeli angkutan / sarana transportasi adalah kebutuhan, agar pekerjaan dapat lebih ringan. Bayangkan saja, untuk transportasi dengan roda dua yang telah di modifikasi sedemikian rupa, kami butuh bolak balik dua kali untuk mengangkut dagangan kami. Dengan adanya angkutan sejenis “Tossa” akan terjadi penghematan yang luar biasa. Hemat BBM (Bahan Bakar Minyak), Tenaga dan Waktu. Untuk satu dua kali angkut mungkin tidak terasa. Namun jika ini setahun. Bukankan penghematan yang cukup lumayan.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar