KISAH
MOTOR RODA TIGA KAMI

Penampakan
Motor Viar Pengangkut Sayur
Motor untuk sebagian orang memiliki arti
tersendiri dalam hidup. Ada yang memandang sebagai sarana
transportasi saja akan tetapi ada yang lebih memaknai kehadirannya.
Untuk kami motor tetap kami pandang sebagai motor. Artinya ia digunakan untuk membantu kami dalam melakukan pergerakan. Ada
juga motor yang jarang kami pakai walau tergolong baru. Pemberian
dari kakak iparku. Motor itu dulu dipakai almarhum kakakku. Jadi ada
kenangan-kenangan yang menyertainya.
Empat motor terparkir di rumah. Dari
keempatnya, motor roda tiga yang setia menemani kami ketika harus
belanja ke pasar. Motor ini kami dapat ketika kakak ipar berniat
untuk menjualnya karena dirasa sudah tidak membutuhkan lagi. Dulu
sejarahnya motor ini dipakai untuk mengangkut air ke pelanggan air
usaha dari kakaku ipar.
Pengalaman pertama saat menungangi kuda besi
ini ada sensasi mau jatuh. Apalagi ketika itu jalan kampung di tempat
tinggal kami baru diperbaiki. Butuh keberanian untuk mencobanya.
Karena terus terang aku seringnya mengendari motor tanpa kopling.
Sementara si motor roda tiga ini dilengkapi dengan kopling, umumnya
motor laki.
Dengan balutan biru tua di bodi, ada bak
muatan di belakang, dan ban mobil di pasang memberi kesan kokoh dan
kuat. Namun jangan tertipu dulu, karena motor ini, kebanyakan yang
aku lihat jarang sekali dalam kondisi mulus. Aku menduga karena
minimya perawatan dan bahan yang dipakai bukan bahan no 1, utnuk
menekan biaya produksi.
Pabrikan Jepang belum ada yang bermain di
segment ini. Jadi pemain cina yang menerjuni. Oleh karena itu
persaingan masih terbuka. Kalau dulu inovatornya Tossa, namun karena
sulitnya suku cadang yang di keluhkan oleh konsumen, maka merek ini
tidak bisa mempertahankan pelanggan. Begitu ada produsen lain bermain
disini. Walau begitu sebagai merek pertama yang hadir di per motoran
roda tiga “Tossa” masih dipakai untuk menyebut motor roda
tigatersebut. Sebagai contoh motor roda tiga Viar, Jialing dan lain
sebagainya orang masih memakai Tossa untuk menunjuk motor ini.
Kebetulan merek yang aku pakai Viar. Sebagai
pemakai langsung aku cukup puas memakai brand atau merek ini. Dari
segi suku cadang, service center, mau pun teknisi relatif mudah
dijumpai. Kemarin bak motor ini keropos karena karat padahal belum
ada dua tahun pemakainnya. Namun untuk produk terbaru bak sudah
dipakai bahan yang lebih baik lagi.
Untuk menghindari hujan dan panas matahari aku
modifikasi dengan atap di atas bak. Cukup bermanfaat. Motor ini dalam
keseharian aku gunakan untuk kulakan sembako dan antar jemput ibuku.
Untuk maslah bahan bakar jangan ditanya. Motor ini relatif irit
untuk jarak tempuh kurang lebih sepuluh km tiap hari selama dua
minggu, aku cukup mengeluarkan bensin pertamak sebesar Rp. 100.000,-
catat sekali lagi pertamak, bukan premium.
Untuk pedagang seperti kami membeli angkutan /
sarana transportasi adalah kebutuhan, agar pekerjaan dapat lebih
ringan. Bayangkan saja, untuk transportasi dengan roda dua yang telah
di modifikasi sedemikian rupa, kami butuh bolak balik dua kali untuk
mengangkut dagangan kami. Dengan adanya angkutan sejenis “Tossa”
akan terjadi penghematan yang luar biasa. Hemat BBM (Bahan Bakar
Minyak), Tenaga dan Waktu. Untuk satu dua kali angkut mungkin tidak
terasa. Namun jika ini setahun. Bukankan penghematan yang cukup
lumayan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar