FENOMENA BANJIR DI SEMARANG
![]() |
Ganbar Banjir di sudut semarang |
Kemarau yang lama di sepanjang tahun 2015 mengakibatkan dampak yang
luar biasa di Indonesia khususnya di kota Semarang. Kata para ahli
klimatologi dan geofisika, ini akibat dampak dari terjadinya elnino.
Jadi ini adalah kejadian global perubahan iklim yang melanda hampir
di penjuru dunia. Kalau dilihat dari dampak yang ditimbulkannya,
waktu kemarin di bulan Agustus 2015 , dalam kunjunngan ke daerah
Boyolali sebelah utara, dengan topografi perbukitan, sepanjang mata
memandang sawah dan kebun menguning atau gersang. Sangat berbeda
manakala ada air hujang yang menguyurnya.
Syukur Alhamdulillah awal Januari 2016 hujang telah menguyur kota
Semarang. Walau intensitasnya belum normal seperti biasanya. Namun
ini adalah anugah bagi kami. Rasa gerah, panas berganti dengan
kesejukan. Bulan ini sudah memasuki Februari 2016, hujan
intensitasnya normal. Apa mungkin Februari 2016 puncak dari musim
hujan ? Kalu mencermati berita yang ada pada tahun 2016 fenomenanya
bukan lagi Elnino, namun Lanina. Dampak dari keduannya adalah
kebalikan. Jadi kalau Elnino berdampak kekeringan lumayan panjang.
Tapi kalau Lanina akan berdampak pada musim hujan lebih panjang.
Pada musim seperti ini harus diwaspadai bersama, adanya damapak yang
kurang menguntungkan bagi kita. Sebut saja kalau didataran rendah
banjir. Untuk daerah perbukitan dan pegunungan tanah longsor. Di
Semarang sendiri kedua bencana tersebut bisa saja mengancam. Mengapa
demikian ? Karena Semarang memiliki dua wilayah perbukitan dan
dataran rendah. Untuk masalah banjir jangan di bilang lagi. Warga
Semarang sudah kenyang dengan banjir. Di daerah pantai saja banjir
tak mengenal musim. Saat musim kemarau yang panjang banjir biasa
melanda. Ini disebabkan karena limpahan dari air laut yang pasang
atau rob.
Bila anda menyempatkan jalan-jalan di daerah pesisir Semarang dan
sekitarnya. Adalah ketidak berdayaan ekonomi yang terlihat. Ini
tampak dari banguna rumah yang kurang layak dan kepadatan yang cukup
berdesakan. Jadi antara rumah yang satu dengan rumah yang lain saling
berhimpitan, jalan kampung hanya pas untuk berpapasan satu sepeda,
dalam satu rumah dihuni lebih dari dua kepala keluarga. Dari
kesemuannya dampak sosial yang timbul adalah disini, adalah daerah
yang cukup rawan tindak kejahatan, dengan temperamen penduduknya yang
keras. Jadi apabila ada permasalah yang timbul adu fisik kerap
terjadi. Dan dari pengamatanku dan sumber dari saudara yang pernah
menghuni di lembaga pemasyarakatan, sebagian besar penghuni LP dari
daerah yang marjinal ini.
Yang menjadi pertanya besar bagi masyarakat dan pejabat di Semarang
adalah dapatkah masalah banjir diatasi ? Berbagai usaha sudah di
coba, seperti pembuatan polder / penampungan air yang kemudian
dialirkan ke kanal, peninggian jalan, normalisasi sungai dengan
dikeruk. Usaha tersebut memang sedikit banyak telah membawa hasil.
Namun jika di lihat dari partisipasi warganya sepertinya kurang. Mau
bukti ? Pernah suatu saat pagi-pagi saat aku pulang dari pasar.
Dengan tenangnya seorang perempuan membuang sampah ke sungai. Lain
waktu ada pengendara sepeda motor membuang bungkusan ke sungai yang
entah apa isinya, ada lagi sampah yang menumpuk di bawah jembatan tol
Muktiharjo tepatnya dekat PT Kongo atau belakang garasi PO Safari.
Tak tahu sampai kapan Semarang bawah bebas dari banjir atau malah
kota ini tengelam dalam genangan air. Namun dengan dukungan dari
warga dan kerja keras dari pemerintah bukan mustahil banjir akan jadi
kenangan bagi anak cucu kita. Sebagi salah satu warga semarang aku
berdoa, kedepan akan jadi lebih baik. Dalam keprihatinanku ini, aku
harus optimis agar tidak tambah membebani Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar