Selasa, 09 Februari 2016

Banjir Di Semarang



FENOMENA BANJIR DI SEMARANG

 Ganbar Banjir  di sudut semarang


Kemarau yang lama di sepanjang tahun 2015 mengakibatkan dampak yang luar biasa di Indonesia khususnya di kota Semarang. Kata para ahli klimatologi dan geofisika, ini akibat dampak dari terjadinya elnino. Jadi ini adalah kejadian global perubahan iklim yang melanda hampir di penjuru dunia. Kalau dilihat dari dampak yang ditimbulkannya, waktu kemarin di bulan Agustus 2015 , dalam kunjunngan ke daerah Boyolali sebelah utara, dengan topografi perbukitan, sepanjang mata memandang sawah dan kebun menguning atau gersang. Sangat berbeda manakala ada air hujang yang menguyurnya.
Syukur Alhamdulillah awal Januari 2016 hujang telah menguyur kota Semarang. Walau intensitasnya belum normal seperti biasanya. Namun ini adalah anugah bagi kami. Rasa gerah, panas berganti dengan kesejukan. Bulan ini sudah memasuki Februari 2016, hujan intensitasnya normal. Apa mungkin Februari 2016 puncak dari musim hujan ? Kalu mencermati berita yang ada pada tahun 2016 fenomenanya bukan lagi Elnino, namun Lanina. Dampak dari keduannya adalah kebalikan. Jadi kalau Elnino berdampak kekeringan lumayan panjang. Tapi kalau Lanina akan berdampak pada musim hujan lebih panjang.
Pada musim seperti ini harus diwaspadai bersama, adanya damapak yang kurang menguntungkan bagi kita. Sebut saja kalau didataran rendah banjir. Untuk daerah perbukitan dan pegunungan tanah longsor. Di Semarang sendiri kedua bencana tersebut bisa saja mengancam. Mengapa demikian ? Karena Semarang memiliki dua wilayah perbukitan dan dataran rendah. Untuk masalah banjir jangan di bilang lagi. Warga Semarang sudah kenyang dengan banjir. Di daerah pantai saja banjir tak mengenal musim. Saat musim kemarau yang panjang banjir biasa melanda. Ini disebabkan karena limpahan dari air laut yang pasang atau rob.
Bila anda menyempatkan jalan-jalan di daerah pesisir Semarang dan sekitarnya. Adalah ketidak berdayaan ekonomi yang terlihat. Ini tampak dari banguna rumah yang kurang layak dan kepadatan yang cukup berdesakan. Jadi antara rumah yang satu dengan rumah yang lain saling berhimpitan, jalan kampung hanya pas untuk berpapasan satu sepeda, dalam satu rumah dihuni lebih dari dua kepala keluarga. Dari kesemuannya dampak sosial yang timbul adalah disini, adalah daerah yang cukup rawan tindak kejahatan, dengan temperamen penduduknya yang keras. Jadi apabila ada permasalah yang timbul adu fisik kerap terjadi. Dan dari pengamatanku dan sumber dari saudara yang pernah menghuni di lembaga pemasyarakatan, sebagian besar penghuni LP dari daerah yang marjinal ini.
Yang menjadi pertanya besar bagi masyarakat dan pejabat di Semarang adalah dapatkah masalah banjir diatasi ? Berbagai usaha sudah di coba, seperti pembuatan polder / penampungan air yang kemudian dialirkan ke kanal, peninggian jalan, normalisasi sungai dengan dikeruk. Usaha tersebut memang sedikit banyak telah membawa hasil. Namun jika di lihat dari partisipasi warganya sepertinya kurang. Mau bukti ? Pernah suatu saat pagi-pagi saat aku pulang dari pasar. Dengan tenangnya seorang perempuan membuang sampah ke sungai. Lain waktu ada pengendara sepeda motor membuang bungkusan ke sungai yang entah apa isinya, ada lagi sampah yang menumpuk di bawah jembatan tol Muktiharjo tepatnya dekat PT Kongo atau belakang garasi PO Safari.

Tak tahu sampai kapan Semarang bawah bebas dari banjir atau malah kota ini tengelam dalam genangan air. Namun dengan dukungan dari warga dan kerja keras dari pemerintah bukan mustahil banjir akan jadi kenangan bagi anak cucu kita. Sebagi salah satu warga semarang aku berdoa, kedepan akan jadi lebih baik. Dalam keprihatinanku ini, aku harus optimis agar tidak tambah membebani Semarang.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar