STOP URBANISASI
Tinggal
di kota yang banyak kaum urbannya, seperti di semarang mungkin harapan
bagi orang desa disekitarnya untuk meningkatkan kesejahteraan. Seperti sebuah
lampu yang bersinar terang di malam hari hingga menarik laron-laron untuk
berkumpul. Apakah ini bertanda bartanda kota
menawarkan hal yang lebih dari desa ? Pernah suatu saat aku berlebaran ke salah
satu kota
kabupaten di jawa tengah, pemandangannya sangat berkebalikan dengan yang ada
kala hari biasa. Ramai, meriah dan penuh dengan kendaraan yang berplat dari ibu
kota propinsi
saat idul fitri. Lain lagi akan terasa senyap manakala hari biasa, yang
terlihat adalah penghuni dengan usia yang dibilang tidak muda lagi. Ada apa dibalik peristiwa
ini ? Lalu aku mencoba untuk coba-coba menganalisa dan menarik suatu kesimpulan
yang bersifat dugaan. “ Barangkali ini karena lapangan kerja di pedesaan yang
terbatas, kemudian generasi mudanya mencoba mengadu nasib di perkotaan.”
Setelah
dilihat di sekitar kampungku saja yang berdiri pabrik garment SC, ternyata para
pekerjannya adalah dari kaum migran dengan seribu satu alasan masing-masing. Untuk
pindah ke ngablak. Salah satunya untuk memperbaiki nasib tadi. Dalam benakku
timbul bayangan yang mana apabila ini tidak diantisipasi maka kota
akan semakin sesak dan desa akan sunyi. Dan sumber pangan akan terjadi
kelemahan sebab petani dari generasi muda akan langka. Ketahanan pangan akan
terancam ….? Setelah ini terjadi, insya allah generasi muda akan sadar dan akan
kembali kebasis pangan yang telah ditinggalkan. Program dari pak Bibit Waluyo
tentang ‘mbali desa mbangun desa “, kurang lebih aku sependapat. Kekuatan
pangaman pangan perlu dipertahankan, namun jangan sampai mengorbankan petani yang telah
bercucuran keringat,. Dengan menghargai pangan sangat rendah yang ujung-ujungnya
petani kurang makmur.
Guna
pemerataan ini salah satu hal yang bisa di pertimbangkan adanya sarana dan prasaran transportasi sehingga hasil
yang telah dicapai oleh petani dapat
dengan mudah sampai ketanggan konsumen, hingga resiko kerusakan hasil pertanian
bisa diminilalisasi. Perlu perjuangan
dan kerja keras untuk mewujudkan itu semua. Dan bukan saatnya ada dikotomi
antara kota dan
pedesaan semua harus ada pembangunan yang berimbang. Sehingga tak ada kecemburuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar